Mommy Bear’s Morning Thoughts: What Is A Best Friend? (Bilingual)

Howdy!

Izzy The Wander Bear - Best Friend

I was huffing and puffing in the kitchen while cooking, and Daddy was busy with his laptop, working from home. This social-distancing is such as blessing in disguise for us. We have more family time, and Daddy can do his three different jobs from home. Plus my younger sister is also here with us! We flew her back to Jakarta, so she did not have to stay in her kostan* alone. She had her medical thesis exam postponed due to the Covid-19 pandemic. Izzy was busy playing with her when Mommy was busy in the kitchen: she seems so happy and enjoys her aunty’s company. She likes to see ‘new faces’ (Poor kiddo!). I’d like to think that Izzy is a social person. She is just like Mommy. Only when she wakes up with the wrong mood, she is grumpy and turns picky, yet most days, she loves meeting new people.

*kostan: a rented room with shared kitchen. It’s nearby her university.

Speaking of meeting new people, as parents we don’t really make new friends as we don’t hang out often anymore. I remember I had conversation with Daddy the other day about friendship. Daddy said he noticed in Indonesia, people can easily say that they are friends with the other person, although they are technically just acquantances, or colleagues. It’s different with the western culture, that those people whom they call friends, are really their friends. Not just your friends’ friends or the people you just met, or you work with and never really talk, share, hang out or communicate as friends. It seems like our culture has a different value of friendship with the western one.

He also said that I’m a social butterfly, since I have some different groups of good friends or individuals that I still manage to communicate almost everyday either through phone calls, Whatsapp groups, or personal message (although most of the time I respond to the conversation late because I only check my phone when Izzy is occupied or sleeping, at least we keep in touch). He said being a Social Butterfly isn’t a bad thing, but we need to be more selective when we call people as ‘best friends’. Some people stick to the same small group of friends or even one or two bestfriends only, but some like to maintain some groups of friendships. But are they really all considered as best friends?

I have some people that I consider as best friends, and I always try to be there for them. I have some ‘individuals’ that I call my best friends, even though we are not in the same groups, we don’t talk everyday - because some of them don’t live in the same city or country as me anymore, or some of them are also married and busy being a wife or a mother, or pursuing their career. But when we get a chance to catch up or just to talk over the phone, it’s like a never ending talk: we have so much to share and it’s just flowing because we are so comfortable with one another.

A best friend is supposed to be the best of friends. So it’s not too many, but the ‘quality’ is there. When you are in the same circle doesn’t mean they’re all your best friends.

For me, Best friend is when you care to each other, you listen to their story, they listen to your story, you keep their secret, they keep your secret, you are happy to see them happy, and they are happy to see you happy.

Friend is when you stay in touch, you hang out or talk once in awhile but you don’t share your secret to them (unless you are one of those people who share everything including your secret to everyone, even on social media, lol - no offense).

Acquaintance is you met them once or twice, but never really communicate, but you remember them.

Colleague is you work at the same workplace, you communicate only for work, or during work time.

I noticed that those individuals who are still in touch with me are mostly because they choose to share their love-life problem, or they need my advice or opinion, as their best friend. I could say that I enjoy listening and talking, but to be honest I’m not really good at keeping in touch with everyone, although I always try my best. I don’t really keep in touch with some of my old best friends anymore, I assume they also have a stable life (happily married), and they are just like me, not the-first-one-to-reach-out person.

As we grew older, we started realizing that we cannot be everyone’s best friends anymore, or we cannot be loved by everyone in this world. As we get busier and have to prioritize other things in life, there is so little time, yet so many things to do, right? I don’t really check my phone as often as I used to, because I’m not just a wife, but also a Mother now. I don’t hang out often anymore: I’ve been focusing on some other things in life (including: Izzy’s needs). But if my bestfriends need me or call me, I try to be there for them (at least I call them back when I miss their calls).

At the end of the day, some ‘best friends’ will be eliminated by time, some of them will stay. We soon realize that we only have a few real best friends, the ones that truly care, always try to be there for us, and be happy for our happiness. I think it’s so much better than having too many ‘low quality best friends’.

——————————
Halo!

Saya terengah-engah di dapur saat memasak, dan Daddy sibuk dengan laptop-nya, bekerja dari rumah. Social distancing ini seperti berkah tersembunyi bagi kami. Kami memiliki lebih banyak waktu keluarga, dan Daddy dapat melakukan tiga pekerjaan berbedanya dari rumah. Plus adik perempuan saya juga ada di sini bersama kami! Kami menerbangkannya kembali ke Jakarta, jadi dia tidak harus tinggal di kostan* sendirian. Dia menunda ujian tesis medisnya karena pandemi Covid-19. Izzy sedang sibuk bermain dengannya ketika Mommy sibuk di dapur: dia tampak sangat bahagia dan menikmati kebersamaan dengan tantenya. Dia suka melihat ’wajah baru’ (Kasian anakku!). Saya ingin berpikir bahwa Izzy adalah orang yang senang bersosialisasi. Dia seperti Mommy. Hanya ketika dia bangun dengan suasana hati yang tidak bagus, dia jadi marah-marah dan menjadi pemilih, namun di sebagian besar hari, dia suka bertemu orang baru.

 *kostan: kamar sewaan dengan dapur bersama. Dekat universitasnya.

Berbicara tentang bertemu orang baru, sebagai orang tua kita tidak benar-benar mendapatkan teman baru karena kita tidak sering bergaul lagi. Saya ingat saya berbicara dengan Daddy tempo hari tentang persahabatan. Daddy mengatakan bahwa dia memperhatikan di Indonesia, orang dapat dengan mudah mengatakan bahwa mereka berteman dengan orang lain, meskipun secara teknis mereka hanya kenalan, atau kolega.  Berbeda dengan budaya barat, orang-orang yang mereka sebut teman, benar-benar teman mereka. Bukan hanya temannya teman atau orang yang baru saja kamu temui, atau kamu bekerja dengannya dan tidak pernah benar-benar berbicara, berbagi, bergaul atau berkomunikasi sebagai teman. Sepertinya budaya kita memiliki nilai persahabatan yang berbeda dengan budaya barat.

Dia juga mengatakan bahwa saya adalah kupu-kupu sosial (social butterfly), karena saya memiliki beberapa kelompok teman yang berbeda atau individu-individu yang saya masih berkomunikasi hampir setiap hari baik melalui panggilan telepon, grup Whatsapp, atau pesan pribadi (walaupun sebagian besar waktu saya merespons percakapan terlambat karena saya hanya memeriksa ponsel saya ketika Izzy sedang sibuk atau tidur, setidaknya kami tetap berhubungan).  Dia mengatakan menjadi Kupu-kupu Sosial bukan hal yang buruk, tetapi kita harus lebih selektif ketika kita memanggil orang sebagai 'teman baik atau sahabat'. Beberapa orang tetap berpegang pada sekelompok kecil teman yang sama atau bahkan satu atau dua teman baik saja, tetapi beberapa suka mempertahankan beberapa kelompok pertemanan. Tetapi apakah mereka semua benar-benar dianggap sebagai sahabat?

Saya memiliki beberapa orang yang saya anggap sebagai sahabat, dan saya selalu berusaha ada untuk mereka. Saya memiliki beberapa 'individu' yang saya sebut sahabat saya, meskipun kita tidak berada dalam kelompok yang sama, kita tidak berbicara setiap hari - karena beberapa dari mereka tidak tinggal di kota atau negara yang sama dengan saya lagi, atau beberapa dari mereka juga menikah dan sibuk menjadi istri atau ibu, atau mengejar karir mereka. Tetapi ketika kita mendapat kesempatan untuk bertemu atau hanya berbicara melalui telepon, itu seperti pembicaraan yang tidak pernah berakhir: kita memiliki begitu banyak hal untuk dibagikan dan hal itu mengalir karena kita begitu nyaman satu sama lain.

Sahabat seharusnya menjadi teman terbaik. Jadi tidak terlalu banyak, tetapi 'kualitas' ada di sana. Ketika kamu berada di lingkaran yang sama bukan berarti mereka semua adalah sahabat kamu.

Bagi saya, Sahabat adalah ketika kamu peduli satu sama lain, kamu mendengarkan cerita mereka, mereka mendengarkan cerita kamu, kamu menjaga rahasia mereka, mereka menjaga rahasia kamu, kamu senang melihat mereka bahagia, dan mereka senang melihat kamu bahagia.

Teman adalah ketika kamu tetap berhubungan, kamu bergaul atau berbicara sesekali tetapi kamu tidak membagikan rahasia kamu kepada mereka (kecuali jika kamu adalah salah satu dari orang-orang yang berbagi segalanya termasuk rahasia kamu kepada semua orang, bahkan di media sosial, lol - tanpa bermaksud menyinggung).

Kenalan adalah kamu bertemu mereka sekali atau dua kali, tetapi tidak pernah benar-benar berkomunikasi, tetapi kamu mengingatnya.

Rekan kerja adalah kamu bekerja di tempat kerja yang sama, kamu berkomunikasi hanya untuk bekerja, atau selama waktu kerja.

Saya perhatikan bahwa orang-orang yang masih berhubungan dengan saya sebagian besar karena mereka memilih untuk berbagi masalah kehidupan cinta mereka, atau mereka membutuhkan saran atau pendapat saya, sebagai sahabat mereka. Saya dapat mengatakan bahwa saya menikmati mendengarkan dan berbicara, tetapi sejujurnya saya tidak terlalu baik dalam menjalin hubungan dengan semua orang, meskipun saya selalu mencoba yang terbaik. Saya tidak benar-benar berhubungan dengan beberapa sahabat lama saya lagi, saya berasumsi mereka juga memiliki kehidupan yang stabil (menikah dengan bahagia), dan mereka sama seperti saya, bukan tipe orang pertama yang menghubungi.

Seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari bahwa kita tidak bisa lagi menjadi teman terbaik semua orang, atau kita tidak bisa dicintai oleh semua orang di dunia ini. Ketika kita menjadi lebih sibuk dan harus memprioritaskan hal-hal lain dalam hidup, ada begitu sedikit waktu, namun begitu banyak hal yang harus dilakukan, kan? Saya tidak benar-benar memeriksa ponsel saya sesering dulu, karena saya bukan hanya seorang istri, tetapi juga seorang ibu sekarang. Saya tidak sering bergaul lagi: Saya sudah fokus pada beberapa hal lain dalam hidup (termasuk: kebutuhan Izzy). Tetapi jika sahabat saya membutuhkan saya atau menelepon saya, saya mencoba untuk berada di sana untuk mereka (setidaknya saya menghubungi mereka kembali ketika saya tidak mendengar pada saat mereka mengontak saya).

Pada akhirnya, beberapa 'sahabat' akan dihilangkan oleh waktu, beberapa dari mereka akan tetap ada. Kita segera menyadari bahwa kita hanya memiliki beberapa sahabat sejati, yang benar-benar peduli, selalu berusaha hadir untuk kita, dan bahagia untuk kebahagiaan kita. Saya pikir ini jauh lebih baik daripada memiliki terlalu banyak 'sahabat yang kurang berkualitas’.



Comments