Having A Second Child or Continuing My Masters? (Bilingual)

As an extrovert person, I enjoy sharing my two cents, my thoughts, and my happiness on my social media. I’m always honest with my feelings and opinions towards current situations or even people, if necessary. Although I try to think twice before posting anything. I always try not to hurt anyone’s feeling for being so direct. If I ever hurt someone’s feelings through my writing, it’s purely accidental.

I like sharing my happiness on social media, yet it doesn’t mean my life is always happy and perfect. Nah, not at all. I just prefer not to share my problems or sadness on social media, because I always believe that everyone has their own problems, and they don’t need more. I prefer to keep it myself and fix it, or at least I share with my husband or my family, and resolve it in private. I tend to share with my friends when I have passed the situation, when I don’t feel sad anymore. It doesn’t mean I don’t want my friends to share their problems with me. I’m happy to be there for them, to be their listener, or if they need my advice, I’m happy to give them one. I will give them my sincere opinion. I don’t mind to tell them the truth if they ask me to. But, I just don't open myself up in that way; they're my problems, I'll fix them.

Speaking of which, I remember when I played truth or dare with my friends, we always ended up playing dare or dare instead, since all the truth questions they asked me were already answered. I don’t mind being asked about the truth in my life, I’m very honest and transparent. You basically can ask me anything and I will give the honest answers (As long as you don’t ask me about someone else’s secret, there is no chance for you to get it from me). Between truth or dare, I often chose to play ‘dare’ more than ‘truth’, because as an open person, ‘truth’ is just too easy for me. It’s always more fun to play dare or dare with me. Ha!

Izzy The Wander Bear: a baby and a book.

Being an assertive person, I normally know what I want for certain things, and nobody can change that. However, I sometimes ask for other people’s opinion, when I’m torn between two good options. I take them as the input, I will think about it, yet I will still ‘calculate’ everything in my head. If you are following me on social media, you know that I love writing and express my thoughts. Today, I posted that I started writing my 2021 resolutions on my phone Notes, as I always do that at the end of the year. In the same story, I posted a vote for my friends and followers, whether it would be best for me to plan for my second child, or to continue with my masters next year. I wanted to know other people’s perspectives. One of my close friends replied that why I don’t do both at the same time. My answer was that I don’t think we are financially ready for both, since we will be moving into our own apartment next year, plus we will have some other big purchases for next year. So I think it’s wiser if we choose either one, since having a baby and continuing the masters are definitely not cheap.

As of now (3 PM), people actually voted equally for both. It started higher with the ‘continue masters’ choice, and then it flipped to the ‘second child’ after a few hours. I’ve been wanting to continue my studies for a while now. That was one of the first things I told my husband before he married me, and nothing has changed in that respect: it is one of my goals. When my dad was still alive, he promised that I would study my masters overseas, however I was unlucky at the time that he passed away before I got the chance to make it happen. The idea of continuing my masters itself was a bit unrealistic, let alone to study overseas. I had my other siblings who were also still studying, so my mom was focusing on them, and their studies were expensive for us. The second child still studied medicine, and the third child studied dentistry after my dad died. Luckily, they also received some scholarships from their universities due to having good GPAs each semester. That helped a little. So it has been one of my dreams to continue my studies. However, on the other hand, I’m not in my 20s anymore, I feel like it’s also best to have another child sooner, and that’s it.

Having a second baby
Pros
- Izzy has a sibling & someone to play with
- Bigger family
- More happiness & love

Cons
- Have to postpone pursuing my career for another year
- Financial outlay
- Traveling becomes even more laborious
- Free time = bye bye
- Delay getting masters

Continuing the masters
Pros
- Advancement in education
- Potential advancement in career
- Prestige
- Learn more

Cons
- Money money money
- Time time time
- Might have to split my time more
- Delay having a child (I'm not getting younger!)

My husband always supports my decisions in life. He never dictates to me about anything. He believes in me and my ability. Having another baby means I will ‘sacrafice’ my body and energy again. As far as he loves the idea of having another kid, the decision is completely up to me. He said he does not mind waiting longer, as we have our happy life with our lovely daughter. My mom prefers for me to continue with my masters first next year, and have another baby a year after. We’ll see. I need more time to think about it and decide. Hoping for the best in 2021, and for it to be so much better than this year.


Nb: the ‘continuing masters’ ended up getting the most votes.
IG Story Voting


——————————-

Sebagai orang yang ekstrovert, saya senang membagikan ‘dua sen’ saya, pikiran saya, dan kebahagiaan saya di media sosial saya. Saya selalu jujur ​​dengan perasaan dan pendapat saya terhadap situasi saat ini atau bahkan orang, jika perlu. Meskipun saya mencoba untuk berpikir dua kali sebelum memposting apa pun. Saya selalu berusaha untuk tidak menyakiti perasaan siapa pun karena bersikap begitu terus terang. Jika saya pernah menyakiti perasaan seseorang melalui tulisan saya, itu murni kebetulan.

Saya suka berbagi kebahagiaan di media sosial, namun bukan berarti hidup saya selalu bahagia dan sempurna. Tidak sama sekali. Saya lebih suka tidak membagikan masalah atau kesedihan saya di media sosial, karena saya selalu percaya bahwa setiap orang memiliki masalahnya sendiri, dan mereka tidak membutuhkan lebih. Saya lebih suka menyimpannya sendiri dan memperbaikinya, atau setidaknya saya berbagi dengan suami atau keluarga saya, dan menyelesaikannya secara pribadi. Saya cenderung berbagi dengan teman-teman saya ketika saya telah melewati keadaan tersebut, ketika saya tidak merasa sedih lagi. Ini tidak berarti saya tidak ingin teman saya berbagi masalah dengan saya. Saya senang berada di sana untuk mereka, menjadi pendengar mereka, atau jika mereka membutuhkan saran saya, saya dengan senang hati akan memberikannya. Saya akan memberikan pendapat saya yang tulus. Saya tidak keberatan untuk mengatakan yang sebenarnya jika mereka meminta saya. Tapi, saya tidak membuka diri dengan cara seperti itu; itu masalah saya, saya akan memperbaikinya.

Ngomong-ngomong, saya ingat ketika saya bermain truth or dare (kejujuran atau tantangan) dengan teman-teman saya, kami selalu berakhir bermain dare or dare (tantangan atau tantangan), karena semua pertanyaan kebenaran yang mereka tanyakan kepada saya sudah terjawab. Saya tidak keberatan ditanyai tentang kebenaran dalam hidup saya, saya sangat jujur ​​dan transparan. Kamu pada dasarnya bisa bertanya apa saja dan saya akan memberikan jawaban yang jujur (asalkan kamu tidak menanyakan tentang rahasia orang lain, kamu tidak akan mendapatkannya dari saya). Diantara truth atau dare, saya lebih sering memilih dare (tantangan), karena sebagai orang yang terbuka, truth (kejujuran) terlalu mudah untuk saya. Bermain dare or dare dengan saya selalu lebih menyenangkan. Ha!

Sebagai seseorang yang tegas, saya selalu tahu apa yang saya inginkan, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengubahnya. Namun, saya terkadang bertanya mengenai pendapat orang lain, ketika saya terpaku antara dua pilihan yang bagus. Saya menganggapnya sebagai masukan, saya akan pikirkan, tapi saya akan tetap mengkalkulasikan semuanya di kepala saya. Jika kamu mengikuti saya di media sosial, kamu tahu bahwa saya suka menulis dan mengungkapkan pikiran saya. Hari ini, saya memposting bahwa saya mulai menulis resolusi 2021 saya di Notes ponsel saya, seperti yang selalu saya lakukan di akhir tahun. Dalam cerita yang sama, saya memposting pilihan untuk teman dan pengikut saya, apakah sebaiknya saya merencanakan anak kedua saya, atau melanjutkan S2 saya tahun depan. Saya ingin mengetahui perspektif orang lain. Salah satu teman dekat saya menjawab bahwa mengapa saya tidak melakukan keduanya pada waktu yang bersamaan. Jawaban saya adalah saya rasa kami tidak siap secara finansial untuk keduanya, karena kami akan pindah ke apartemen kami sendiri tahun depan, ditambah lagi kami akan memiliki beberapa pembelian besar lainnya untuk tahun depan. Jadi saya pikir lebih bijak jika kita memilih salah satu, karena punya bayi dan melanjutkan S2 pasti tidak murah.

Sampai sekarang (jam 3 sore), sebenarnya orang-orang memberikan suara yang sama untuk keduanya. Ini dimulai lebih tinggi dengan pilihan 'lanjutkan S2', dan kemudian beralih ke 'anak kedua' setelah beberapa jam. Saya sudah lama ingin melanjutkan studi saya sekarang. Itu adalah salah satu hal pertama yang saya katakan kepada suami saya sebelum dia menikahi saya, dan tidak ada yang berubah dalam hal itu: itu adalah salah satu tujuan saya. Ketika ayah saya masih hidup, dia berjanji bahwa saya akan belajar S2 saya di luar negeri, namun saya tidak beruntung pada saat itu, dia meninggal sebelum saya mendapat kesempatan untuk mewujudkannya. Ide untuk melanjutkan magister sendiri agak tidak realistis, apalagi kuliah di luar negeri.  Saya memiliki saudara saya yang lain yang juga masih belajar, jadi ibu saya berfokus pada mereka, dan biaya sekolah mereka mahal bagi kami. Anak kedua masih belajar kedokteran, dan anak ketiga belajar kedokteran gigi setelah ayah saya meninggal. Beruntung, mereka juga mendapatkan beasiswa dari universitasnya karena memiliki IPK yang bagus setiap semester. Itu sedikit membantu. Jadi sudah menjadi salah satu impian saya untuk melanjutkan studi. Namun, di sisi lain, saya sudah tidak berusia 20-an lagi, saya merasa lebih baik juga memiliki anak lagi lebih cepat, dan hanya itu.

Memiliki bayi kedua
Pro
 - Izzy memiliki saudara kandung & seseorang untuk diajak bermain
 - Keluarga yang lebih besar
 - Lebih banyak kebahagiaan & cinta

 Kontra
 - Harus menunda mengejar karir saya selama satu tahun lagi
 - Pengeluaran keuangan
 - Bepergian menjadi lebih melelahkan
 - Waktu bebas = bye bye
 - Tunda mendapatkan master

 Melanjutkan para master
 Pro
 - Kemajuan dalam pendidikan
 - Potensi kemajuan dalam karir
 - Prestise
 - Belajarlah lagi

 Kontra
 - Uang uang uang
 - Waktu waktu
 - Mungkin harus membagi waktuku lagi
 - Menunda memiliki anak (Saya tidak bertambah muda!)

Suami saya selalu mendukung keputusan saya dalam hidup. Dia tidak pernah mendikte saya tentang apa pun. Dia percaya pada saya dan kemampuan saya. Memiliki bayi lagi berarti saya akan 'mengorbankan' tubuh dan energi saya lagi. Sejauh dia menyukai gagasan memiliki anak lagi, keputusan sepenuhnya ada di tangan saya. Dia mengatakan dia tidak keberatan menunggu lebih lama, karena kami memiliki kehidupan yang bahagia dengan putri kami yang cantik. Bunda saya lebih suka saya melanjutkan S2 saya tahun depan, dan punya bayi lagi setahun kemudian. Kita lihat saja nanti. Saya perlu lebih banyak waktu untuk memikirkannya dan memutuskan. Berharap yang terbaik di tahun 2021, dan menjadi jauh lebih baik dari tahun ini.

Nb: ‘Lanjut S2’ akhirnya mendapatkan suara terbanyak.

Comments