Don’t you know that I often write in the early morning? Before going to work, then on the way to/from work and on the weekend. As a working Mom, I have to wake up early every morning and only have time to write when Izzy is still asleep or when she is not around.
Speaking of Izzy, now she’s 6 months old, and she’s started to sit with a bit of our support, but she sometimes does not need the support and tries to hold herself with her own hands. So cute! I hope she can sit properly soon. She also can move by wiggling herself to reach her toys, or even our mineral water plastic bottles. Achievement! I’m sure every parent will be happy to see their kids achieve things and improve their skills, even a very simple and small one like this.
Today, Mommy Bear wants to talk about Achievements, Failure, Success in life:
What’s your purpose in life? What is definition of success for you? How you face failure when you encounter it?
I always define success for every minor goal, not just for major goals. Therefore, I always try to be grateful for every small or big achievement in my life every day. Although, to be honest, when I don’t achieve my goals or accomplish my things-to-do, I tend to beat myself up, but I always try to control my emotions and remain calm every time I fail. I hate making mistakes. Everybody does. But the most annoying one is other people’s mistakes impacting our lives. When we make our own mistakes, we can deal with it within ourselves, but when the blame is on another, but it ruins our day, it hurts a bit more, and often it is futile trying to fix it.
Still, we cannot always blame it on other people, since it’s probably just not our day. Anyway, that’s life, right? It does not always go according to our plans, and we cannot dictate fate.
When things are constantly going well, the rush of positive energy can lead to positive thinking, where we are anticipating the next great outcome, and not the pitfalls of failure. That was my thinking back then. I expected to win every competition, there were times where I sit pondering the infinite positive outcomes of anything. And then when it turned out to be a failure, I was so depressed. I was not ready for the failure because of the highs of success, or because I didn’t want to consider it. Either way, sometimes there was no plan B, or plan C, and the feeling of futility is hard to overcome when we do eventually fail. The higher we rise, the further we fall. If we cannot control our emotions, it will lead to resentment, stress, or frustration. Disappointment will be felt one way or another. In order to ensure we meet our goals in life, we need to be ready to embrace disappointment.
Speaking of disappointment, I want to talk about my first disappointment in life, when I was young. But that was also one of my learning processes. My parents said I was one of those confident and brave kids who liked to sing and dance on the stage, or in front of crowds. When my Mom attended an adult singing contest as one of the judges, I asked my Mom whether I can sing on the stage like those contestants. She then asked the event organizers to give me some minutes to sing on the stage while the judges were busy discussing who would be the winner. So I sang. In front of hundreds of people. Not forget to mention I always sing on my birthday celebration every year, because I have always loved to perform. Lol. Ever since then my parents always put me in the competitions.
I got many trophies: whether I joined the competition as my school representative, or outside of my school. My Mom was always my mentor. She is a perfectionist too, so I got it from her. When I was a kid, I often won the competitions, and was the favorite participant at the same time - two trophies each time to raise me up. Until I lost a competition for the first time. It ruined me, and I cried a lot. That was the first time I felt like I was not good enough, and I hated the fact that I made myself lose the opportunity to be the winner again. My parents were there trying to make me understand that it’s okay to lose sometimes. They tried to lift me up and kept supporting me. They said that this is life: ups and downs. So we have to get up even higher after we fall down. Life is like a wheel: it keeps rolling, we cannot be on top every time. Then I started to understand.
In order to be successful, we have to dream about it, set our goals, put some effort into it, keep praying, stay positive, persevere, and try to achieve them even after we fail.
When I was young and innocent, my short-term goal was to collect money, save up and buy more Barbie, Ken, and Kelly dolls. My other goal was to keep my homework book full with 100 scores, or get 100 score for each homework I did.
As an adult, every day I set my small accomplishments: I try to wake up early so I can get ready and do my routines before going to work, I try to be ready and leave to work at the same time every weekdays.
04:30 AM Wake up: feed Izzy and write on my blog.
05:00 AM Pray (Tentative)
05:15 AM Back to bed: lay down, feed Izzy and continue to write my blog.
05:30 AM Prepare Izzy’s food with husband
05:45 AM Shower and get ready
06:30 AM Order a taxi, go to work, and write again.
07:05 AM Arrive at work (It varies every day, depending on the route, traffic, or the odd even car plate)
07:30 AM Start to work
Those are the minor things I need to achieve every day before going to work, then to be at work on time. I always prefer to be there half an hour, or at least 10 minutes before my office hours start. You know what? It always makes my day every time I accomplish these small things. However, if I don’t, it can upset my rhythm. When I’m at work, I always try to give the best in every task I do. I feel satisfied when I finish my work accurately and efficiently without procrastinating. That’s how I know my day has been successful.
Every year I always set some goals to achieve, that’s what I call major goals. I wrote it on my notes, and read it often. Could be something to buy, something to get, and something to change. I set them as my targets. It’s good to have something to pursue every year. But when I can’t achieve all of them, that’s fine by me. I probably wouldn’t achieve all of them, but at least one or two. I don’t have to be as rich as the richest people in this world to be happy, as long as I’m rich in my mind and my heart. That’s more than enough. So for me, it’s about the satisfactory and happy feeling when I successfully accomplish my goals. That’s what I call success in life.
——————————
Judul: “Pemikiran Pagi Mommy Bear: Sukses Dalam Hidup”
Tidakkah kamu tahu bahwa saya sering menulis di pagi hari? Sebelum berangkat kerja, dalam perjalanan ke / dari tempat kerja dan pada akhir pekan. Sebagai ibu yang bekerja, saya harus bangun lebih awal setiap pagi dan hanya punya waktu untuk menulis ketika Izzy masih tidur atau ketika dia tidak ada.
Berbicara tentang Izzy, sekarang dia berusia 6 bulan, dan dia mulai duduk dengan sedikit bantuan kami, tetapi dia kadang-kadang tidak membutuhkan bantuan dan mencoba menahan diri dengan tangannya sendiri. Lucu banget! Saya harap dia bisa segera duduk dengan benar. Dia juga bisa bergerak dengan menggoyangkan tubuhnya untuk meraih mainannya, atau bahkan botol air mineral plastik kami. Pencapaian! Saya yakin setiap orang tua akan senang melihat anak-anak mereka mencapai hal-hal dan meningkatkan keterampilan mereka, bahkan yang sangat sederhana dan kecil seperti ini.
Hari ini, Mommy Bear ingin berbicara tentang Pencapaian-Pencapaian, Kegagalan, Sukses dalam hidup:
Apa tujuan hidup kamu? Apa definisi kesuksesan bagi kamu? Bagaimana kamu menghadapi kegagalan ketika kamu mengalaminya?
Saya selalu mendefinisikan kesuksesan untuk setiap cita-cita kecil, bukan hanya untuk cita-cita yang besar. Karena itu, saya selalu berusaha untuk bersyukur atas setiap pencapaian kecil atau besar dalam hidup saya setiap hari. Meskipun, sejujurnya, ketika saya tidak mencapai tujuan saya atau menyelesaikan hal-hal yang harus saya kerjakan, saya cenderung menyalahkan diri sendiri, tetapi saya selalu berusaha mengendalikan emosi dan tetap tenang setiap kali saya gagal. Saya benci ketika melakukan kesalahan. Semua orang pun demikian. Tapi yang paling menyebalkan adalah kesalahan orang lain yang membawa dampak pada hidup kita. Ketika kita membuat kesalahan kita sendiri, kita dapat mengatasinya dalam diri kita sendiri, tetapi ketika kesalahan ada pada orang lain, tetapi itu merusak hari kita, itu lebih menyakitkan lagi, dan seringkali sia-sia ketika kita mencoba memperbaikinya.
Tetap saja, kita tidak bisa selalu menyalahkan orang lain, itu bisa saja terjadi dikarenakan bukan hari baik kita. Ngomong-ngomong, itulah hidup, kan? Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana kita, dan kita tidak bisa menentukan nasib.
Ketika segala sesuatu terus berjalan dengan baik, aliran energi positif dapat mengarah pada pemikiran positif, di mana kita mengantisipasi hasil besar berikutnya, dan bukan kegagalan yang tak terduga. Itu adalah pemikiran saya saat itu. Saya berharap untuk memenangkan setiap kompetisi, ada saat-saat di mana saya duduk merenungkan hasil positif tak terbatas dari apa pun. Dan kemudian ketika ternyata gagal, saya sangat tertekan. Saya tidak siap untuk kegagalan karena kesuksesan yang tinggi, atau tidak mau mempertimbangkannya. Apa pun itu, kadang-kadang tidak ada rencana B, atau rencana C, dan perasaan sia-sia sulit diatasi ketika kita akhirnya gagal. Semakin tinggi kita naik, semakin jauh kita jatuh. Jika kita tidak bisa mengendalikan emosi kita, itu akan menyebabkan kemarahan, stres, atau frustrasi. Kekecewaan akan kita rasakan satu atau dengan cara lainnya. Untuk memastikan kita memenuhi tujuan hidup kita, kita harus siap untuk menerima kekecewaan.
Berbicara tentang kekecewaan, saya ingin berbicara tentang kekecewaan pertama saya dalam hidup, ketika saya masih muda. Tapi itu juga salah satu proses pembelajaran saya. Orang tua saya mengatakan saya adalah salah satu dari anak-anak yang percaya diri dan pemberani yang suka bernyanyi dan menari di atas panggung, atau di depan orang banyak. Ketika Ibu saya menghadiri kontes menyanyi orang dewasa sebagai salah satu juri, saya bertanya kepada ibu saya apakah saya bisa bernyanyi di panggung seperti para kontestan itu. Dia kemudian meminta panitia acara memberi saya beberapa menit untuk bernyanyi di panggung sementara para juri sibuk membahas siapa yang akan menjadi pemenang. Jadi saya bernyanyi. Di depan ratusan orang. Tidak lupa juga saya selalu bernyanyi di perayaan ulang tahun saya setiap tahun, karena saya selalu suka tampil. Haha. Sejak itu orang tua saya selalu menempatkan saya di kompetisi-kompetisi.
Saya mendapat banyak piala: baik ketika saya bergabung di kompetisi sebagai perwakilan sekolah, atau di luar sekolah saya. Ibu saya selalu menjadi mentor saya. Dia juga perfeksionis, jadi saya mendapatkannya dari dia. Ketika saya masih kecil, saya sering memenangkan kompetisi, dan merupakan peserta favorit pada saat yang sama - dua piala setiap kali membuat saya semakin terangkat. Sampai ketika saya kalah dalam kompetisi untuk pertama kalinya. Itu menghancurkan saya, dan saya menangis terus-menerus. Itulah pertama kalinya saya merasa tidak cukup baik, dan saya benci kenyataan bahwa saya membuat diri saya kehilangan kesempatan untuk menjadi pemenang lagi. Orang tua saya ada di sana berusaha membuat saya mengerti bahwa terkadang kekalahan itu wajar saja. Mereka mencoba mengangkat saya dan terus mendukung saya. Mereka mengatakan bahwa ini adalah kehidupan: pasang surut. Jadi kita harus bangun lebih tinggi lagi setelah kita jatuh. Hidup itu seperti roda: terus berputar, kita tidak bisa selalu berada di atas setiap saat. Lalu saya mulai mengerti.
Untuk menjadi sukses, kita harus memimpikannya, menetapkan tujuan kita, berusaha, berdoa, tetap positif, bertahan, dan berusaha mencapainya bahkan setelah kita gagal.
Ketika saya masih muda dan lugu, tujuan jangka pendek saya adalah mengumpulkan uang, menabung, dan membeli lebih banyak boneka Barbie, Ken, dan Kelly. Tujuan saya yang lain adalah menjaga buku pekerjaan rumah saya tetap penuh dengan skor 100, atau mendapatkan skor 100 untuk setiap pekerjaan rumah yang saya lakukan.
Sebagai orang dewasa, setiap hari saya menargetkan pencapaian kecil saya: saya mencoba untuk bangun lebih awal sehingga saya dapat bersiap-siap dan melakukan rutinitas saya sebelum berangkat bekerja, saya mencoba untuk siap dan pergi bekerja diwaktu yang sama setiap hari kerja.
04:30 Bangun: beri makan kepada Izzy dan menulis di blog saya.
05:00 Berdoa (Tentatif)
05:15 Kembali ke tempat tidur: berbaring, beri makan Izzy dan lanjutkan menulis blog saya.
05:30 Siapkan makanan Izzy bersama suami
05:45 Mandi dan bersiap-siap
06:30 Pesan taksi, berangkat kerja, dan tulis lagi.
07:05 Tiba di tempat kerja (bervariasi setiap hari, tergantung pada rute, lalu lintas, atau plat mobil ganjil genap)
07:30 Mulai bekerja
Itulah hal-hal kecil yang perlu saya capai setiap hari sebelum pergi bekerja, lalu bekerja tepat waktu. Saya selalu lebih suka berada di sana setengah jam, atau setidaknya 10 menit sebelum jam kantor saya dimulai. Tahukah kamu? Itu selalu membuat hari saya menyenangkan setiap kali saya menyelesaikan hal-hal kecil ini. Namun, jika saya tidak melakukannya, itu dapat mengganggu ritme saya. Ketika saya sedang bekerja, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang saya lakukan. Saya merasa puas ketika saya menyelesaikan pekerjaan saya secara akurat dan efisien tanpa menunda-nunda. Itulah dimana saya mengetahui bahwa hari saya telah berhasil.
Setiap tahun saya selalu menetapkan beberapa tujuan untuk dicapai, itulah yang saya sebut cita-cita besar. Saya menulisnya di catatan saya, dan sering membacanya. Bisa berupa sesuatu untuk dibeli, sesuatu untuk didapatkan, dan sesuatu untuk diubah. Saya menetapkan mereka sebagai target saya. Memiliki sesuatu untuk dikejar setiap tahun adalah sesuatu yang baik. Tetapi ketika saya tidak dapat mencapai semuanya, bagi saya itu baik-baik saja. Saya mungkin tidak akan mencapai semuanya, tetapi setidaknya satu atau dua. Saya tidak harus menjadi kaya seperti orang terkaya di dunia ini untuk menjadi bahagia, selama pemikiran dan hati saya kaya. Itu lebih dari cukup. Jadi bagi saya, ini tentang perasaan terpuaskan dan bahagia ketika saya berhasil mencapai cita-cita saya. Itulah yang saya sebut sukses dalam hidup.
Comments
Post a Comment