Traveling Solo With A Baby From Jakarta To Paris - What’s Inside My Bag? (Bilingual)

Bonjour!

Halo!

So, in this mammoth post, I will write about our special trip from Jakarta to Paris in December 2019. It’s special because it was our first Mommy-Daughter‘s trip, since Daddy still had to go to work until the end of this week - he will be landing in the UK this coming Sunday. We wanted to fetch him with Izzy’s grandpa at Heathrow Airport London, but we had to think twice and cancel for the sake of Izzy’s comfort. Right now, Mommy and Izzy are in the UK after the EU trip. We‘re staying at Daddy’s Mom’s house (Izzy’s grandma) now. In case you are wondering, why did we have to fly early without Daddy? It's because I needed to use my Schengen visa again, which was granted by the French Embassy before the validation expired in mid-December, plus I needed to buy some other things in Paris, and I missed Paris!

Jadi, di pos raksasa ini, saya akan menulis tentang perjalanan khusus kami dari Jakarta ke Paris pada Desember 2019. Ini istimewa karena ini adalah perjalanan Ibu-Anak pertama kami, karena Daddy masih harus pergi bekerja sampai akhir minggu ini - dia akan mendarat di Inggris pada hari Minggu mendatang. Tadinya kami ingin menjemputnya dengan kakeknya Izzy di Bandara Heathrow London, tetapi kami harus berpikir dua kali dan membatalkan demi kenyamanan Izzy. Saat ini, Mommy dan Izzy berada di Inggris setelah perjalanan Uni Eropa. Kami tinggal di rumah Ibunya Daddy (neneknya Izzy) sekarang. Jika kamu bertanya-tanya, mengapa kami harus terbang lebih awal tanpa Daddy? Itu karena saya perlu menggunakan visa Schengen saya lagi, yang diberikan oleh Kedutaan Besar Prancis sebelum validasi berakhir pada pertengahan Desember, ditambah saya perlu membeli beberapa hal lain di Paris, dan saya merindukan Paris!

Izzy the Wander Bear - Paris

Izzy the Wander Bear : Arc De Triomphe, Paris

Izzy the Wander Bear - Paris

So Izzy and I flew with Thai Airways from Jakarta to Bangkok for 3 and a half hours, and had only 1 and a half hour of transit there, then continued to fly again to Paris, France for almost 13 hours. Flying with Thai was not bad, it was not my first time, since I flew with them the last time I went to Bangkok, but it was Izzy’s first time - that’s how I found out they do not provide baby food or extension seat belt for babies: I was a bit surprised. They also did not give us a travel pouch whatsoever, even during our long-haul flight. The main reason why I chose Thai was because of the flight schedule that fit mine: we flew for a bit and transited in BKK in the evening, and then it was an evening direct flight to Paris, and we arrived at our destination in the morning - perfect timing! It was a good decision to take the evening flight so we could sleep during the trip, grab some breakfast at the airport, then go to the hotel for check-in. The food is also similar to Indonesia cuisine, plus the price was quite cheap at the time. Overall, we had a nice trip, especially on the second flight - the flight attendants were friendly, they gave us a special seat with no one seated next to us, meaning Izzy could use the empty seat to lay down. That was great!

Jadi Izzy dan saya terbang dengan Thai Airways dari Jakarta ke Bangkok selama 3 setengah jam, dan hanya memiliki 1 setengah jam transit di sana, kemudian terus terbang lagi ke Paris, Prancis selama hampir 13 jam. Terbang dengan Thai tidak buruk, ini bukan pertama kalinya bagi saya, karena saya terbang bersama mereka terakhir kali saya pergi ke Bangkok, tapi itu adalah pertama kalinya Izzy - itulah bagaimana saya tahu mereka tidak menyediakan makanan bayi atau sabuk pengaman tambahan untuk bayi: Saya sedikit terkejut. Mereka juga tidak memberi kami kantong perjalanan apa pun, bahkan selama penerbangan jarak jauh kami. Alasan utama mengapa saya memilih Thai Airways adalah karena jadwal penerbangan yang sesuai dengan saya: kami terbang sebentar dan transit di BKK pada malam hari, dan kemudian itu adalah penerbangan malam langsung ke Paris, dan kami tiba di tujuan kami di pagi hari  - Waktu yang tepat! Itu adalah keputusan yang baik untuk mengambil penerbangan malam sehingga kami bisa tidur selama perjalanan, sarapan di bandara, kemudian pergi ke hotel untuk check-in. Makanannya juga mirip dengan masakan Indonesia, plus harganya pun cukup murah saat itu. Secara keseluruhan, kami memiliki perjalanan yang menyenangkan, terutama pada penerbangan kedua - pramugari ramah, mereka memberi kami kursi khusus tanpa ada yang duduk di sebelah kami, yang berarti Izzy dapat menggunakan kursi kosong untuk berbaring. Sangat menyenangkan!

Izzy the Wander Bear : Thai Airways

Traveling with children will never be easy, especially when you travel solo with your 1 year old child who currently enjoys being Little Miss Independent - she has to walk everywhere! I had to prepare myself physically and mentally, and ensure that everything was packed. I also double checked my list and sorted our itinerary before we flew, so I don’t leave something important behind. I will give my list and some tips what to prepare when traveling solo with child.

Bepergian dengan anak-anak tidak akan pernah mudah, terutama ketika kamu bepergian sendirian dengan anak kamu yang berusia 1 tahun yang saat ini menikmati menjadi Little Miss Independent - dia harus berjalan ke mana-mana!  Saya harus mempersiapkan diri secara fisik dan mental, dan memastikan bahwa semuanya sudah ter-packing. Saya juga memeriksa daftar saya dan mengurutkan rencana perjalanan kami sebelum terbang, jadi saya tidak meninggalkan sesuatu yang penting. Saya akan memberikan daftar saya dan beberapa tips apa yang harus dipersiapkan ketika bepergian sendirian dengan anak.


Izzy the Wander Bear : Jakarta to Paris

Tips for Mommy:
Wear your comfy outfit and use a big bag that can fit your stuff as well as your baby’s stuff.

Kiat untuk Mommy:
Kenakan pakaian nyaman kamu dan gunakan tas besar yang dapat memuat barang-barang kamu dan juga barang-barang bayi kamu.

I wore a loose top and a shorts, because I always prefer cold temprature than hot: I get uncomfortable when I feel warm, and if the flight gets too cold, I can always use their blanket. I put my winter clothes in Izzy’s bag, so I didn’t have to open and dig through my big suitcase when I get changed upon arrival at CDG Paris airport. I also wore a pair of sneakers, so it was easy when I had to walk faster or even run to catch the next flight if necessary.

Saya mengenakan atasan longgar dan celana pendek, karena saya selalu lebih suka suhu dingin daripada panas: Saya merasa tidak nyaman ketika merasa hangat, dan jika penerbangan terlalu dingin, saya selalu dapat menggunakan selimut mereka. Saya menaruh pakaian musim dingin saya di tas Izzy, jadi saya tidak perlu membuka dan menggali koper besar saya ketika saya berganti pakaian pada saat tiba di bandara CDG Paris. Saya juga mengenakan sepatu olahraga, jadi mudah ketika saya harus berjalan lebih cepat atau bahkan berlari untuk mengejar penerbangan berikutnya jika perlu.

I chose a tote bag without outside zipper but has a pocket with zipper inside. For me, I chose this tote bag because it’s easy to take out and put many things into it with one hand, it’s practical and it can fit many stuff too. But I still can put my important things in the zipped pocket inside, such us passport, small purse and my smart phone. 

Saya memilih tas jinjing tanpa ritsleting luar tetapi memiliki saku dengan ritsleting di dalamnya. Bagi saya, saya memilih tas jinjing ini karena mudah dibawa dan memasukkan banyak barang ke dalamnya dengan satu tangan, praktis dan bisa memuat banyak barang juga. Tapi saya masih bisa memasukkan barang-barang penting saya di dalam saku dengan resleting di bagian dalam, seperti paspor, dompet kecil dan smartphone saya.

Always remember to be more careful and be aware since pickpockets are everywhere in Paris.

Ingatlah selalu untuk lebih berhati-hati dan waspada karena pencopet ada di mana-mana di Paris.

What’s inside my tote bag?
- Passports (My passport and Izzy’s)*
- 2 in 1 passport case and small purse*
- Smartphone*
- Camera*
- Facial wash
- Sunglasses and glasses (they are inside boxes)
- Mommy’s pouch: travel size perfume, travel size essential lavender oil, lip balm, facial mist, contact lenses container, travel size contact lens liquid, small package of wet-wipes, small pack of tissue, and a lipstick (I don’t really do much make up when I travel long haul).
Psst! I also put my tolak angin, a traditional liquid medicine, and chili sauce sachets in that pouch. Lol.
- Izzy’s black pouch: baby-wipes, diapers, telon cream, 2 in 1 baby shampoo and shower gel, eucalyptus oil and spare clothes.
- Extra pouch: power bank, charger cables.

Apa yang ada di dalam tas jinjing saya?
 - Paspor (Paspor saya dan Izzy)*
 - Tempat paspor 2 in 1 dan dompet kecil*
 - Smartphone*
 - Kamera*
 - Sabun cuci muka
 - Kacamata hitam dan kacamata (mereka ada di dalam kotak)
 - Kantongan Mommy: parfum ukuran perjalanan, minyak esensial lavender ukuran perjalanan, balsam bibir, penyegar wajah, wadah lensa kontak, cairan lensa kontak ukuran perjalanan, paket kecil tisu basah, paket kecil tisu, dan sebuah lipstik (Saya tidak benar-benar menggunakan banyak make-up ketika melakukan perjalanan jarak jauh).
Psst! Saya juga menaruh tolak angin saya, obat cair tradisional, dan saus cabai sachet di kantong itu. Hahaha.
 - Kantongan hitam Izzy: tisu bayi, popok, krim telon, 2 in 1 shampo bayi dan jel mandi, minyak kayu putih dan pakaian cadangan.
 - Kantong ekstra: power bank, kabel pengisi daya.

The ones with * mark are the things I put inside the zipped pocket bag.

Yang bertanda * adalah barang-barang yang saya taruh di dalam kantong terresleting.

Inside Mommy’s tote bag / Bagian dalam tas jinjing Mommy:
Izzy the Wander Bear - Inside My Tote Bag
Inside Mommy’s pouch / Bagian dalam kantongan Mommy:
Izzy the Wander Bear - Inside Mommy’s Pouch

What’s inside Izzy’s bag?
- 1 Blanket
- 1 Drinking bottle
- Baby snacks in container
- Instant baby food
- Baby cutlery: spoon, fork, straws.
- A bib
- Empty small containers
- A pacifier 
- Some toys
- Winter clothes for Izzy (coat, gloves, beanie, etc)
- Winter clothes for Mommy (coat, gloves, beanie, etc)
We got changed at CDG Paris airport.

Apa yang ada di dalam tas Izzy?
 - 1 Selimut
 - 1 botol minuman
 - Camilan bayi dalam wadah
 - Makanan bayi instan
 - Peralatan makan bayi: sendok, garpu, sedotan.
 - Celemek
 - Wadah kecil kosong
 - Empeng
 - Beberapa mainan
 - Pakaian musim dingin untuk Izzy (mantel, sarung tangan, topi kupluk, dll)
 - Pakaian musim dingin untuk Mommy (mantel, sarung tangan, topi kupluk, dll)
 Kami berganti pakaian di bandara CDG Paris.

FYI, I still breastfeed Izzy, and she still latches, therefore we didn’t bring the breast pump and formula milk or something. Mommy also shared some of her food from the airplane with Izzy. Yep, she’s more than 1 year old now, she can eat our food now!

Sekedar info, saya masih menyusui Izzy, dan dia masih menempel, oleh karena itu kami tidak membawa pompa ASI dan susu formula atau semacamnya. Mommy juga membagikan sebagian makanannya dari pesawat dengan Izzy. Yap, dia sudah lebih dari 1 tahun sekarang, dia bisa makan makanan kita sekarang!

Izzy the Wander Bear - Thai Airways

Did I bring a baby stroller or baby carrier or baby car seat?
I didn’t bring a baby stroller, because I intended to buy a travel stroller in Paris, and did. That was why I only brought a baby carrier. I also did not bring a baby car seat, because I didn’t think I could carry it by myself, plus we already have one in the UK. I found out that using a baby car seat in Paris is not mandatory in a personal car, taxi or bus, unlike Switzerland, Germany, and the UK.

Apakah saya membawa kereta dorong bayi atau gendongan bayi atau kursi mobil bayi?
Saya tidak membawa kereta dorong bayi, karena saya bermaksud membeli kereta dorong khusus perjalanan di Paris, dan melakukannya. Itu sebabnya saya hanya membawa gendongan bayi. Saya juga tidak membawa kursi mobil bayi, karena saya pikir saya tidak bisa membawanya sendiri, ditambah kami sudah memilikinya di Inggris. Saya baru mengetahui bahwa menggunakan kursi mobil bayi di Paris tidak wajib di mobil pribadi, taksi atau bus, tidak seperti di Swiss, Jerman, dan Inggris.

When we arrived in Paris, we landed at Terminal 1 of Charles De Gaulle airport. We spent almost 2 hours in the long queue in immigration. It was so crowded! I got help from a fellow Indonesian who was reached out to me first by asking, “you’re from Jakarta too, right? We were in the same airplane.” He was a Man in his 50’s I guess. He offered to help to carry Izzy’s bag, since he only carried 1 small cabin bag and another small bag. We separated after he helped me to get my big suitcase at the baggage area. I actually received so much help during my trip, including from the ones (Men and Women) who helped me in Jakarta and Bangkok airport. They were so kind. Bless them!

Ketika kami tiba di Paris, kami mendarat di Terminal 1 bandara Charles De Gaulle. Kami menghabiskan hampir 2 jam dalam antrian panjang di imigrasi. Ramai banget! Saya mendapat bantuan dari sesama orang Indonesia yang pertama kali memanggil saya dengan bertanya, “Kamu dari Jakarta juga, kan? Kita berada di pesawat yang sama". Dia seorang pria berusia 50-an kira-kira. Dia menawarkan bantuan untuk membawa tas Izzy, karena dia hanya membawa 1 tas kabin kecil dan satu tas kecil lainnya. Kami berpisah setelah dia membantu saya mendapatkan koper besar saya di area bagasi. Saya benar-benar menerima begitu banyak bantuan selama perjalanan saya, termasuk dari orang-orang (Pria dan Wanita) yang membantu saya di bandara Jakarta dan Bangkok. Mereka sangat baik. Terberkatilah mereka!

I wondered where the woman went who sat next to us during the trip from BKK to CDG. She had been so nice and had a long conversation with me. We wanted to share contact and thought it’s best to do that when we are at the airport, we thought we could meet up at the baggage collection area, but I lost her. After looking for her and failing, I decided to chill for a bit. Oh well. Izzy also needed to be breastfed, and we needed to get changed. Bye-bye my new acquaintance! Maybe next time we’ll meet again, who knows?

Saya bertanya-tanya ke mana wanita itu pergi yang duduk di sebelah kami selama perjalanan dari BKK ke CDG. Dia begitu baik dan berbicara panjang lebar dengan saya. Kami ingin berbagi kontak dan berpikir sebaiknya melakukan itu ketika kami berada di bandara, kami pikir kami bisa bertemu di area pengumpulan bagasi, tetapi saya kehilangan dia. Setelah mencarinya dan gagal, saya memutuskan untuk sedikit bersantai. Baiklah. Izzy juga perlu disusui, dan kami perlu berganti pakaian. Sampai jumpa kenalan baruku! Mungkin lain waktu kita akan bertemu lagi, siapa yang tahu?

Next thing was to find was the nursing room - we finally got changed, so I walked again and found a cafe called Paul, which we also have in Jakarta, so we stopped to have some breakfast there. We also video called with Daddy for a bit, before continuing walking to find the train to Paris. 

Yang berikutnya adalah menemukan ruang perawatan - kami akhirnya berganti baju, jadi saya berjalan lagi dan menemukan sebuah kafe bernama Paul, yang juga kami miliki di Jakarta, jadi kami berhenti untuk sarapan di sana.  Kami juga menelepon video dengan Daddy sebentar, sebelum melanjutkan berjalan untuk menemukan kereta ke Paris.


Izzy the Wander Bear - Paul Paris, CDG Airport

I walked out and followed the train signs, then I bought a ticket from the machine with the “train, RER” writing on it (children under 4 years old do not need ticket). We chose a train direction to Paris on the machine screen, paid €10.30. We took the RER train to the nearest station from Hotel Balzac, where we stayed, and stopped at Châtelet-Les Halles train station, and then changed to the red line and stopped at Charles de Gaulle Etoile train station. We took the exit to Champs-Élysées and walked around 500m to our hotel.

Saya berjalan keluar dan mengikuti rambu-rambu kereta, kemudian saya membeli tiket dari mesin dengan tulisan “kereta api, RER” (anak-anak di bawah 4 tahun tidak perlu tiket). Kami memilih kereta arah ke Paris pada layar mesin, membayar € 10,30. Kami naik kereta RER ke stasiun terdekat dari Hotel Balzac, tempat kami menginap, dan berhenti di stasiun kereta Châtelet-Les Halles, dan kemudian berganti ke jalur merah dan berhenti di stasiun kereta Charles de Gaulle Etoile. Kami mengambil jalan keluar ke Champs-Élysées dan berjalan sekitar 500 m ke hotel kami.

Izzy the Wander Bear - Train in Paris
Izzy the Wander Bear - Train Ticket in Paris from The Airport

If you bring big suitcase(s) and a baby, plus a stroller, I don’t recommend you to take the train, since the exit (which is Sortie in french), at least the ones where I have been, don’t have lifts to take you up, and they have so many stairs! It was so tiring, especially travel solo with a baby. I honestly forgot about those stairs and the fact that they have no lift - I felt like I was stupid taking the train. If I’d known that the baby car seat is not mandatory in Paris, I would definitely have taken a taxi instead - It’s more practical, and it’s fairer for Izzy too. Luckily, I met so many kind people during my trip: they offered to help me with my big suitcase every time I met stairs at the station. I’m sure I looked overwhelmed with my belongings - one of them at the airport even helped me to tie my shoe string! That woman was so kind! Although we always need to be careful, since you would never know whether they are genuine, or actually bad people who try to steal your belongings. I don’t mean to lead you to think negatively, but it happens often that many people lost their wallet, purse, etc in Paris. Pickpockets are everywhere!  I was just so lucky and extra careful that I didn’t lose or leave anything behind during my trip. Phew! Thank God!

Jika kamu membawa koper besar dan bayi, ditambah kereta dorong, saya tidak menyarankan kamu untuk naik kereta dikarenakan pintu keluar (yang merupakan Sortie dalam bahasa Prancis), setidaknya yang mana saya berada, tidak punya lift untuk membawamu, dan mereka memiliki begitu banyak tangga! Itu sangat melelahkan, terutama perjalanan sendiri dengan bayi. Jujur saya lupa tentang tangga itu dan fakta bahwa mereka tidak memiliki lift - saya merasa saya bodoh dengan naik kereta. Jika saya tahu bahwa kursi mobil bayi tidak wajib di Paris, saya pasti akan naik taksi sebagai gantinya - Ini lebih praktis, dan itu lebih adil untuk Izzy juga. Untungnya, saya bertemu begitu banyak orang baik selama perjalanan saya: mereka menawarkan untuk membantu saya dengan koper besar saya setiap kali saya bertemu tangga di stasiun. Saya yakin saya tampak kewalahan dengan barang-barang saya - salah satunya di bandara, bahkan membantu saya mengikat tali sepatu saya!  Wanita itu sangat baik! Meskipun kita harus selalu berhati-hati, karena kamu tidak akan pernah tahu apakah mereka benar-benar baik, atau sebenarnya orang jahat yang mencoba mencuri barang-barang kamu. Saya tidak bermaksud membuat kamu berpikir negatif, tetapi sering kali banyak orang kehilangan dompet pria, dompet wanita, dll di Paris.  Pencopet ada di mana-mana! Saya sangat beruntung dan ekstra hati-hati sehingga saya tidak kehilangan atau meninggalkan apa pun selama perjalanan saya. Fiuh! Terima kasih Tuhan!

Izzy the Wander Bear - Eiffel Tower, Paris

We made it from Jakarta to Paris; two flights and a train, safe and sound! By the way, Izzy made many new friends, and got many compliments from fellow passengers that she had been good during the trip. Thanks again to all the friendly and accommodating people that assisted me throughout the trip - even the smallest gestures can make someone’s day so much easier. Au revoir!

Kami berhasil dari Jakarta ke Paris; dua penerbangan dan kereta api, aman dan sehat! Ngomong-ngomong Izzy jadi banyak teman baru, dan dia mendapatkan banyak pujian dari sesama penumpang bahwa dia anak yang sangat baik selama perjalanan. Terima kasih sekali lagi kepada semua orang yang ramah dan membantu yang telah membantu saya sepanjang perjalanan - bahkan gerakan terkecil dapat membuat hari seseorang jadi lebih mudah. Sampai ketemu lagi!


Comments